Akhudiat adalah seorang sastrawan, dramawan, dan budayawan Indonesia yang dikenal karena karya-karyanya yang menggabungkan unsur tradisi dan modernitas. Ia lahir di Jombang dan menempuh pendidikan di berbagai bidang, termasuk sastra dan teater. Akhudiat aktif menulis puisi, drama, esai, dan kritik sastra, serta terlibat dalam berbagai kegiatan seni dan budaya. Karyanya seringkali mengangkat tema-tema sosial, politik, dan kemanusiaan dengan gaya bahasa yang khas dan mendalam.[1]Akhudiat - Wikipedia bahasa Indonesia -Wikipedia
[Tanggal:2025-06-19]
FaktaHub Editor
.
Terakhir diperbarui pada 19 Jun 2025.
Akhudiat lahir pada tanggal 6 April 1911 di Jombang, Jawa Timur. [2]Ensiklopedia Jakarta - Akhudiat -Ensiklopedia Jakarta
[Tanggal:2025-06-19] Ia tumbuh dalam lingkungan keluarga yang mendukung pendidikan dan seni. Pendidikan formalnya ditempuh di berbagai jenjang, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Ia memiliki minat yang besar pada sastra dan teater sejak usia muda. Ketertarikannya pada dunia seni membawanya untuk mendalami berbagai bentuk ekspresi kreatif, termasuk puisi, drama, dan esai. Akhudiat juga aktif dalam organisasi kepemudaan dan terlibat dalam kegiatan sosial kemasyarakatan di lingkungannya.[3]Profil Akhudiat di Kemdikbud -Kemdikbud
[Tanggal:2025-06-19]
Akhudiat dikenal luas sebagai seorang sastrawan, dramawan, dan budayawan yang produktif. Ia menghasilkan berbagai karya sastra, termasuk puisi, drama, esai, dan kritik sastra. Karyanya seringkali mengangkat tema-tema sosial, politik, dan kemanusiaan dengan gaya bahasa yang khas dan mendalam.[4]Artikel 'Senja dengan Dua Kelelawar' di Kompas.com -Kompas.com
[Tanggal:2025-06-19] Beberapa karya dramanya yang terkenal antara lain 'Senja dengan Dua Kelelawar', 'Bulan Tertusuk Ilalang', dan 'Godot Datang'. Selain menulis, Akhudiat juga aktif terlibat dalam berbagai kegiatan seni dan budaya, seperti menyutradarai teater, memberikan ceramah, dan menulis artikel di berbagai media massa.[5]Ulasan Buku 'Godot Datang' di Goodreads -Goodreads
[Tanggal:2025-06-19] Ia juga dikenal sebagai seorang kritikus sastra yang tajam dan berwawasan luas.
Akhudiat meninggalkan warisan yang berharga bagi dunia sastra dan budaya Indonesia. Karyanya terus dibaca, dipelajari, dan diadaptasi oleh generasi penerus. Ia dianggap sebagai salah satu tokoh penting dalam perkembangan sastra modern Indonesia.[6]Analisis Karya Akhudiat dalam Jurnal Sastra -Jurnal Sastra
[Tanggal:2025-06-19] Pengaruhnya terasa dalam karya-karya sastrawan dan dramawan muda yang terinspirasi oleh gaya bahasa dan tema-tema yang diangkatnya. Akhudiat juga dikenal sebagai seorang intelektual yang kritis dan berani menyuarakan pendapatnya tentang berbagai isu sosial dan politik. Pemikiran dan pandangannya tetap relevan dan menjadi bahan diskusi hingga saat ini.
Sebagai seorang tokoh sastra dan budaya terkemuka, Akhudiat telah menerima berbagai penghargaan atas kontribusinya terhadap dunia seni Indonesia. Daftar lengkap penghargaan yang pernah diraih Akhudiat mungkin memerlukan penelitian lebih lanjut. 🛈 Namun, pengakuan atas dedikasinya di bidang seni menunjukkan kualitas dan pengaruh karyanya dalam perkembangan budaya Indonesia.[7]🖇️Biografi Akhudiat pada Buku Sejarah Sastra Indonesia Modern,Bab 5: Sastra Era 1970-an, Halaman 125-130,Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 2005
📝Akhudiat, seorang dramawan yang konsisten mengangkat isu-isu sosial dalam karyanya, menerima penghargaan nasional atas drama 'Senja dengan Dua Kelelawar'
🔖Bab 5: Sastra Era 1970-an, Halaman 125-130🗓️ Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 2005